Penatalaksanaan terhadap trauma tembus abdomen telah mengalami perubahan yang signifikan selama beberapa dekade terakhir. Hal ini ditunjang dengan ditemukannya berbagai macam modalitas diagnostik baru, salah satunya adalah laparoskopi.
Sebelum perang dunia pertama, tatalaksana luka tembus abdomen hanya bersifat ekspektatif. Selama perang dunia kedua, didapatkan bukti bahwa, laparotomi bisa meningkatkan angka harapan hidup. Pada tahun 1950-an, laparotomi sudah menjadi standar dalam penatalaksanaan pasien dengan trauma tembus abdomen. Namun, dalam dua dekade terakhir terjadi pergeseran penanganan pada trauma tembus abdomen. Dahulu dilakukan eksplorasi pada tiap kasus namun sekarang dilakukan pendekatan selektif.