Perbandingan Manfaat Warfarin dan Aspirin pada Pasien Gagal Jantung dengan Irama Sinus

Aspirin

Gagal jantung kronik adalah penyebab utama kesakitan dan kematian. Gagal jantung dihubungkan dengan keadaan hiperkoagulasi, pembentukkan trombus ventrikel kiri, dan emboli serebral. Gagal jantung juga dihubungkan dengan kematian mendadak dan kematian yang disebabkan oleh gagal jantung progresif karena aterorombosis. Oleh sebab itu, adalah rasional menggunakan antikoagulan untuk mengobati pasien dengan gagal ginjal kronik dengan irama sinus. Namun, peran antikoagulan dibandingkan aspirin belum dibuktikan pada pasien dengan gagal jantung kronik.

Read Article »

Asetaminofen Meningkatkan Risiko Asma pada Anak

Asetaminofen adalah obat yang terpercaya untuk mengobati demam dan nyeri, tetapi studi epidemiologis memperlihatkan bahwa asetaminofen dihubungkan dengan risiko tinggi asma baik pada anak maupun dewasa.

Asetaminofen, atau paracetamol, adalah obat yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, karena dianggap efektif untuk mengobati demam dan nyeri dan juga relatif aman. Hal keamanan sangat penting terutama pada anak-anak, yang lebih rentan mengalami efek samping berhubungan dengan pengobatan.

Alasan utama untuk pengobatan dengan asetaminofen adalah demam, yang merupakan gejala akut paling sering dialami anak-anak dan alasan paling sering untuk masuk unit emergensi pediatrik. Banyak orang tua memberikan antipiretik secara tidak tepat kepada anak-anak, padahal suhu tubuh mereka kurang dari 37 C.

Read Article »

Semua Obat Antiinflamasi Nonsteroidal Memiliki Risiko Kardiovaskular

Data terbaru menunjukkan bahwa obat antiinflammatory drugs (NSAIDs) memiliki risiko kardiovaskular. Studi baru ini berupa analisis yang komprehensif dari semua uji coba terkontrol secara acak.

Peneliti senior, Peter Juni, MD, dari Universitas Bern di Swiss, mengatakan timnya menemukan peningkatan risiko kardiovaskular akibat penggunaan NSAID sampai 4 kali lipat. Beberapa metaanalisis sebelumnya tidak dapat menyelesaikan perdebatan mengenai risiko ini karena mereka gagal untuk mencakup semua bukti acak dalam 1 studi. Penelitian baru ini merupakan metaanalisis yang dipublikasikan 11 Januari 2011 online di BMJ.

Tim yang dipimpin oleh Sven Trelle, MD di Universitas Bern, menggunakan 31 percobaan dan 116.429 pasien yang memakai naproxen, ibuprofen, diklofenak, celecoxib, etoricoxib, lumiracoxib, rofecoxib, atau plasebo. Peneliti melihat peningkatan infark miokard, stroke, dan kematian kardiovaskular pada pasien yang memakai semua NSAID. Rofecoxib dikaitkan dengan risiko tertinggi untuk infark miokard. Produsen obat, Merck, pernah secara sukarela menarik produknya dengan nama Vioxx pada tahun 2004 karena kekhawatiran cardiotoxicity.

Read Article »

Dapagliflozin, Kelas Baru Obat Diabetes Mellitus Tipe 2

Pemberian dapagliflozin bersama metformin menjadi pilihan terapi baru untuk pengobatan pasien dengan diabetes tipe 2 yang tidak mendapatkan kontrol glikemik dengan pemberian metformin saja.

Dapagliflozin adalah obat baru untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 yang meningkatkan kontrol glikemik tanpa bergantung insulin dengan mengurangi reabsorpsi glukosa di ginjal. Fakta itu merupakan hasil studi fase 3 yang dipresentasikan di American Diabetes Association 70th Scientific Sessions dan dipublikasikan tanggal 26 Juni 2010 di Lancet.

Dapagliflozin yang merupakan inhibitor kotranspor glukosa 2-sodium selektif, bekerja dengan mencegah reabsorpsi glukosa di ginjal dan merangsang eksresi glukosa di urin. Hal itu mengurangi kadar glukosa darah yang tinggi tanpa mempengaruhi sistem tergantung insulin.

Read Article »

Haloperidol, Antipsikotik untuk Berbagai Usia

Psikotik adalah salah satu kelainan psikiatri yang sering dijumpai. Salah satu obat yang efektif untuk terapi gangguan psikotik adalah haloperidol. Penggunaannya telah terbukti ampuh pada pasien berbagai usia.

Haloperidol adalah obat yang dikategorikan ke dalam agen antipsikotik, antidiskinetik, dan antiemetik. Obat ini diindikasikan untuk kelainan psikotik akut dan kronik, seperti skizofrenia, gangguan manik, dan psikosis yang diinduksi obat misalnya psikosis karena steroid. Haloperidol juga berguna pada penanganan pasien agresif dan teragitasi. Selain itu, obat ini dapat digunakan pada pasien sindrom mental organik dan retardasi mental. Pada anak haloperidol sering digunakan untuk mengatasi gangguan perilaku yang berat.

Read Article »

Efek Valsartan terhadap Hipertensi dan Mikroalbuminuria pada Pasien DM

Nefropati diabetik adalah sindrom klinis yang ditandai dengan albuminuria, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal yang progresif. Pada kondisi terminal, gagal ginjal sering menjadi penyebab kematian pasien diabetes mellitus (DM) di Asia. Di Jepang dan Hongkong, 10-30% pasien DM mengalami kematian karena gagal ginjal  sedangkan di Eropa hanya 5-10%. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan albuminuria pada pasien diabetes  sangat penting dilakukan.

Tingkat ekskresi albumin urine normal (UAER) adalah 0-30 mg per hari. Apabila nilai UAER melebihi 300 mg per hari disebut makroalbuminuria. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa nilai UAER lebih dari 30 mg per hari adalah abnormal dan dapat digunakan untuk memprediksi munculnya makroalbuminuria atau nefropati diabetik baik pada penyakit mikrovaskular maupun makrovaskular. Untuk menamai nilai UAER di antara 30 sampai 299 mg per hari digunakan istilah mikroalbuminuria.

Saat ini dikenal berbagai golongan obat untuk terapi hipertensi di antaranya adalah Angiotensin Receptor Blocker (ARB), Calcium Channel Blocker (CCB), dan ACE Inhibitor (ACEI). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh JKEI Heart Study memperlihatkan bahwa terapi kombinasi ARB termasuk di antaranya valsartan dengan CCB dan atau ACE inhibitor memperlihatkan efek pencegahan risiko penyakit kardiovaskular pada populasi Asia.  

Penelitian lain yang dilakukan oleh Shiga Mikroalbuminuria Reduction Trial (SMART) group mengukur efek ARB pada mikroalbuminuria dibandingkan dengan CCB pada pasien hipertensi dengan DM tipe 2. Penelitian ini menunjukkan pula efek tambahan dari ARB atau CCB terhadap pengobatan ACEI pada pasien hipertensi.Hasilnya didapatkan bahwa baik ARB maupun CCB terbukti menurunkan tekanan darah secara signifikan hingga mencapai target tekanan darah yang ditentukan. Apabila dikaitkan dengan efeknya terhadap albuminuria, hanya ARB yang mampu menurunkan albumin urine baik pada monoterapi maupun pada kombinasi dengan ACEI. 
valsartanSecara umum, penelitian ini membuktikan bahwa pengobatan antihipertensi intensif dengan menggunakan ARB efektif dalam menurunkan kadar albumin urin baik pada monoterapi maupun dalam kombinasi dengan ACEI. ARB, dalam hal ini valsartan,  dapat menjadi obat pilihan utama untuk pasien hipertensi dengan DM tipe 2 yang disertai mikroalbuminuria baik pada monoterapi maupun dalam kombinasi dengan ACEI. [primz]

Artikel yang Berhubungan:
* Dafagliflozin, Obat Baru Diabetes Mellitus Tipe 2
* Patogenesis Neuropati pada Diabetes Mellitus
* Diagnosis dan Penatalaksanaan Gastroparesis Diabetik

Simpan halaman ini dalam PDF?

Post artikel ini di tempat lain?Bookmark and Share

Seluruh artikel di myhealing.wordpress.com dapat Anda perbanyak dan digunakan untuk keperluan apapun, asal tetap mencantumkan sumber URL. Silakan berikan rating untuk artikel ini.

Copyright © 2007 – 2009 Stetoskop. All Rights Reserved.