Terapi Imun untuk Sepsis

Sepsis adalah suatu kondisi yang merupakan respon host terhadap radang sistemik yang disebabkan oleh infeksi. Pada keadaan sepsis ini sistem imun bereaksi terhadap mikroorganisme patogen atau komponennya dan menyebabkan proses radang kompleks. Saat ini penelitian mengenai terapi untuk sepsis berkembang pesat sehingga memberi harapan terhadap penanganan yang lebih baik.

Sejalan dengan teridentifikasinya mediator yang memainkan peran pada patogenesis sepsis, berbagai clinical trial dapat dikaitkan dan dikembangkan. Salah satunya mengenai anti-mediator dan anti-endotoxin (targetnya ke TNF, sitokin, IL-1beta, PAF, tromboxane A2, cyclooxigenase, bradikinin, endotoxin, dan NO). Akan tetapi, tidak ada satupun agen tunggal yang terbukti bermanfaat untuk menurunkan tingkat kematian. Beberapa terapi terbaru untuk sepsis seperti terapi imunomodulatory, strategi perfusi darah anti-endotoxin baru, penghambatan apoptosis, grup protein B-1 mobilitas tinggi (HMGB-1) dan Poly (ADP) Ribose Polymerase/synthetase (PARP/PARS) sedang dikembangkan.

Pada salah satu kuliah dalam Symposium 8th Jakarta Antimicrobial Update 2007 di Hotel Borobudur pada 28-29 April 2007 lalu, Dr.Khie Chen dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSCM Jakarta menyampaikan bahwa terapi imun adalah satu dari terapi modalitas untuk sepsis disamping manajemen standar yaitu antibiotik dan terapi suportif. Terapi imun ini bermanfaat untuk menyeimbangkan antara radang dan respon anti radang khususnya pada pasien dengan respon yang tidak adaptif.

IVIGDalam kuliah yang berjudul Use of IVIG in sepsis : Clinical Experience,Dr. Nasronudin dari divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Soetomo Surabaya menerangkan bahwa pemberian immunoglobulin (IVIG) pada populasi pasien AIDS-sepsis dewasa di Infectious Disease Intermediate Care Unit (IDICU) Rumah Sakit Dr.Soetomo terbukti menurunkan tingkat kematian secara signifikan. Berbagai penemuan memperlihatkan efek potensial yang bermanfaat terhadap pengurangan morbiditas, terutama setelah diberikan profilaksis IVIG atau pengobatan di tahap awal pada pasien terpilih.

Mekanisme kerja IVIG polyvalent pada pasien dengan sepsis meliputi 3 hal. Pertama melindungi terhadap endotoksin bakteri dan eksotoksin melalui neutralisasi antigen langsung. Kedua, menstimulasi fagositosis dan merangsang aktivitas bakterisidal neutrofil manusia melalui mekanisme opsonisasi antibodi. Ketiga, menghancurkan membran luar sel bakteri gram negatif serta dapat bekerja secara sinergis dengan antibiotik beta laktam.

Selain itu, berdasarkan studi intervensi, profilaksis dan pengobatan dini dengan IVIG terbukti menunjukkan pengurangan yang signifikan jumlah infeksi sekunder pada pasien AIDS di IDICU Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya. Telah diiketahui bahwa terapi pengganti dengan imunoglobulin manusia adalah dasar terapi untuk pasien defisiensi antibodi yang memiliki infeksi recurrent dan yang kekurangan IgG. Perawatan kadar serum IgG lebih dari 5 g/L dapat mencegah timbul infeksi sistemik pada pasien. Kadar serum ini dapat biasanya diperoleh dengan pengobatan IgG immunoglobulin, 400-500 mg/kg pada 3-4 minggu interval.

Simpan halaman ini dalam PDF?

Post artikel ini di tempat lain?Bookmark and Share

Seluruh artikel di myhealing.wordpress.com dapat Anda perbanyak dan digunakan untuk keperluan apapun, asal tetap mencantumkan sumber URL. Silakan berikan rating untuk artikel ini.

Copyright © 2007 – 2009 Stetoskop. All Rights Reserved.

Leave a comment