Tips Survive Sekolah di Kedokteran

Ingat ketika kamu masih menjadi mahasiswa kedokteran di perguruan tinggi? Tampaknya waktu berjalan seperti seabad bagi banyak dari kita yang baru saja menyelesaikan tahun pertama sekolah kedokteran. Rasanya seperti itu karena hidup kita telah berubah secara dramatis. Kehidupan normal tampaknya sudah lenyap, dan tiba-tiba, 24 jam dalam satu hari tidak cukup untuk melewati volume besar informasi yang diharapkan untuk dipelajari pada setiap ujian. Tampaknya hampir mustahil. Kita hampir tidak punya waktu untuk makan ataupun tidur.

Sekolah kedokteran bukan akhir dari dunia. Ambillah contoh kami, dua dari banyak mahasiswa kedokteran, kita berdua mengatakan bahwa sekolah kedokteran adalah apa yang Anda dapatkan dari itu. Jangan biarkan kedokteran mendefinisikan Anda, melainkan kedokteran harus menyesuaikan dengan gaya hidup Anda. Jika tidak, Anda mungkin menjadi kewalahan oleh tuntutan kehidupan baru Anda dan kehilangan perasaan mengapa Anda memilih kedokteran di pilihan pertama.

Read Article »

[NOTES] Menulis Karya Fiksi: Cerita Pendek

Cerita pendek adalah salah satu jenis tulisan fiksi. Walaupun pada masa kini cerpen kalah pamor dari novel, namun cerpen tetap bisa jadi teman beristirahat saat menyeruput teh atau kopi. Berbeda dengan tulisan nonfiksi, menulis cerita pendek menuntut seorang penulis untuk menciptakan imajinasi tentang kehidupan seorang tokoh dan menyajikannya kepada pembaca dengan penuturan yang ringan dan plot cerita yang pendek.

Tulisan cerpen yang singkat membuat seorang penulis harus menuangkan ide ceritanya dalam alur yang padat pesan dan to the point. Tidak seperti novel yang ceritanya dapat dieksplorasi seluas-luasnya dan serealistis mungkin, plot cerita dalam cerpen sangat terbatas dan hanya menekankan pada suatu pesan inti yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Sehingga penekanan dalam menulis cerpen ada pada pemilihan ide cerita yang bagus dan penyusunan alur yang menawan.

Berawal dari blogwalking, saya melihat pengumuman lomba menulis cerita pendek remaja (LMCR) skala nasional di blog tetangga. Saya pun tertarik mengikuti dan akhirnya mengirimkan sebuah karya cerpen dengan setting kehidupan mahasiswa kedokteran dan plot cerita yang sederhana berjudul “Belajar untuk Ikhlas”. LMCR sendiri adalah sebuah ajang bergengsi yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh PT. ROHTO Laboratories yang saat ini sudah menginjak pengelenggaraan tahun kelima.

Bersamaan dengan milad blog Stetoskop 4 November 2010, saya mendapat kabar bahwa cerpen saya terpilih sebagai Juara Favorit Lomba Menulis Cerita Pendek Remaja (LMCR) tingkat Nasional, Lip Ice-Selsun GOLDEN AWARD 2010. Alhamdulillah, selain mendapat piagam dan penghargaan, cerpen para pemenang akan dimuat dan diterbitkan bersama dalam Antologi Cerpen LMCR 2010 🙂

Copyright © 2007 – 2011 Stetoskop. All Rights Reserved.