Hypersomnia VS Insomnia

Gue punya temen namanya Andri. Badannya gede dan doyan banget tidur. Baru beberapa menit duduk dengerin guru ngajar, udah tidur dengan pulasnya. Anehnya, dia selalu merasa badannya lesu karena kurang tidur. Temen gue yang lain namanya Sasa. Dia mengaku sering terbangun di tengah malam dan ngga bisa tidur lagi. Matanya susah sekali terpejam.

Tidur bagi manusia adalah hal yang sangat penting karena tidur mengendalikan irama kehidupan kita sehari-hari. Jika kita kurang tidur atau mengalami gangguan tidur, maka hari-hari kita akan menjadi lambat dan kurang bergairah. Sebaliknya bila tidur kita cukup dan berkualitas akan membantu kita memiliki energi dan gairah dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Apakah kamu pernah punya pengalaman yang serupa dengan tokoh ‘gue’ di atas? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Namun yang pasti, kelainan tidur adalah masalah yang sering kita temui sehari-hari.

Kelainan tidur yang dialami Andri dinamakan hypersomnia. Seringkali penderita gangguan ini dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang hari.

Kelainan tidur yang dialami Sasa adalah kebalikannya, yaitu insomnia. Insomnia adalah gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.

InsomniaSecara umum, gangguan insomnia ada tiga jenis, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Masih ada insomnia kronis sebagai insomnia paling parah karena penderitanya selama sebulan atau lebih tidak bisa tidur pada sebagian besar malam. Ada pula insomnia jangka pendek, sulit tidur 2-4 minggu, dan insomnia transient yang hanya berlangsung beberapa hari.

Solusi

Kedua gangguan tidur tersebut bisa terjadi karena kondisi kejiwaan seperti stress atau gangguan fisik. Penderita sebaiknya memeriksakan dirinya ke dokter untuk mendeteksi, apakah ada gangguan penyakit fisik yang berdampak pada gangguan tidur? Apabila ditemukan, maka terapi yang digunakan adalah terapi fisik. Apabila tidak, terapi yang digunakan dapat berupa terapi psikis maupun terapi gizi. Gangguan hypersomnia relatif tidak terlalu serius dibandingkan insomnia. Gangguan hypersomnia dapat diatasi sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri.[primz]

Artikel yang Berhubungan:
* Gangguan Tidur dan Gangguan Stress Pascatrauma

Simpan halaman ini dalam PDF?

Post artikel ini di tempat lain? Bookmark and Share

Seluruh artikel di myhealing.wordpress.com dapat Anda perbanyak dan digunakan untuk keperluan apapun, asal tetap mencantumkan sumber URL. Silakan berikan rating untuk artikel ini.

Copyright © 2007 – 2011 Stetoskop. All Rights Reserved.

15 Responses to “Hypersomnia VS Insomnia”

  1. smartsholeha Says:

    insomnia? Nah, biasanya ada kasus dimana ada orang yang sulit tidur ketika udah lewat jam ngantuknya, misalnya dia terbiasa tidur jam 10 malam, nah karena satu hal dia baru bisa tidur jam 11 malam, tapi mengalami kesulitan tidur dengan alasan “Jadi ga ngantuk, udah lewat jam ngantuknya”, Tapi ya lama- lama tidur juga, kira2 karena kebiasaan ato gangguan ya????

  2. prima almazini Says:

    Coba jawab ya irma..
    Kembali ke definisi :

    ” Insomnia adalah gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.”

    Jadi masih ada pertimbangan sudah berapa lama mengalami kesulitan tidurnya untuk dikatakan insomnia..

    Ritme hidup juga berpengaruh terhadap pola tidur. Sering orang menyebutnya dengan “jam tubuh”. Setiap orang punya “jam tubuh” masing-masing yang terbentuk karena suatu kebiasaan yang berlangsung lama. Dan butuh waktu lama juga untuk mengubahnya. Jadi kalo awalnya sulit tidur terus akhirnya tidur juga, kemungkinan besar itu pelanggaran ritme tubuh yang akhirnya nanti akan dikompensasi sesuai waktu tidur-nya..

    Ya, bangunnya jadi telat deh ato bangun tepat waktu tapi bakal ngantuk pas di kelas hehehe…

  3. aZti aRlina Says:

    sekarang udah jam 3 pagi. tapi aku belum bisa tidur nih prim.. keasyikan baca blog prima siih, hm… berarti, penyebab insomnia aku adalah blognya prima. nah lho… =) tanggug jawab ya kalo besok aku ngantuk =D

  4. nurbutikmuslim Says:

    asalam. prim, aku minta artikel ini ya.. untuk di http://astynich.multiply.com/journal/item/16

  5. prima almazini Says:

    Waalaikumsalam..
    Bagaimana insomnianya? Masih?

  6. dicky Says:

    permisi numpang nanya ….boleh????
    saya punya kesulitan untuk tidur dimalam hari (waktu tidur)
    dan akan tertidur pd pagi harinya sampai sore (kira” 12-15 jam)
    yg saya mo tanyakan apakah itu penyakit kelainan tidur insomnia atau hypersomnia.Atau ada jenis kelainan tidur lainnya??
    mohon diberi penjelasan…….thx

  7. Anna Says:

    Prima,
    Obat Hypersomnia itu manajemen diri, maksudnya gimana ya.?
    Karena aku punya kawan yang begitu, apakah ada obat nya?

  8. prima almazini Says:

    @ Dicky :
    Sebelumnya kalau boleh tahu keluhannya sudah berapa lama? Untuk dikatakan sebuah gangguan, perlu gejala yang signifikan secara klinis. Salah satunya memang sudah berlangsungnya lama. Kalau ingin tahu lebih banyak tentang gangguan tidur bisa klik disini

    @ Anna :
    Manajemen diri artinya mengatur jadwal dan ritme hidup. Misal kita tahu bahwa jumlah waktu tidur yang normal itu sehari 6-8 jam. Kita bisa mengatur setiap malam tidur jam 10 dan pagi bangun jam 4.30. Pada awalnya memang sulit tetapi setelah menjadi kebiasaan, semua akan mengalir begitu saja.

    Begitupula dengan waktu-waktu produktif kita, misal kita tentukan jam 7 sampai jam 3 sore adalah waktu untuk bekerja. Maka kita bisa mengatur untuk tidak tidur dalam rentang waktu itu. Usaha yang dilakukan bisa bermacam-macam. Misal pada muncul rasa mengantuk, cobalah untuk mengalihkan dengan mengobrol atau berlari-lari di tempat. Sebisa mungkin ‘lawan’ lah keinginan tidur yang tidak pada waktunya tersebut.

    Untuk penderita gangguan tidur, biasanya diberi obat-obat antidepressant atau stimulan. Tapi tentu yang terbaik adalah diusahakan dulu tanpa obat.

    Seperti halnya orang overweight yang ingin menurunkan berat badan, mengubah kebiasaan tidur memang tidak mudah. Oleh karena itu, perlu keinginan yang kuat. Semoga terjawab 🙂

  9. recisy Says:

    prima..
    numpang tanya ya.. ^^
    bgaimana sih tidur itu bru bs diktkan sbagai tdr yg berkualitas??
    dan ada ngak caranya biar kita bisa dapetin tidur yg berkualitas itu..

    Thanks…
    ^^

  10. fatmawati Says:

    ass.wr.wb
    selamat malam, saya punya keluhan yaitu:
    emosi yang tak terkontrol, mengalami imsomnia, dan ketakutan yang berlebihan dalam dua bulan terakhir ini saya tidak bisa tidur jika tidak mengkomsumsi obat penenang dari dokter, dan sudah berusaha berobat secara medis diman-mana, mungkin dapat membantu mengatasi keluhan yang saya alami, mohon petunjuk dan sarannya.

  11. prima almazini Says:

    @ Fatmawati:
    Wassalamualaikum wr. wb.
    Saran saya lakukan cognitive behavioral therapy dan hindari obat-obatan. Ada sebuah artikel yang bagus, coba klik disini.

  12. Tasa Says:

    hallo, selamat page
    aku tuh suka banget tidur, sebenernya sih bukan suka tapi lebih tepatnya sering ngantuk padahal bukan jam tidur dan aku juga punya ciri2 lain seperti orang yang menderita hypersomnia, aku udah coba menerapkan management diri seperti yang prima bilang, tapi kenapa ya kok belum berkurang juga hypersomniaku?padahal udah agak lama aku menerapkan management diri……..
    mohon bantuannya ya Prima yang baek hati……….
    Thank you,,,,,,

  13. Gangguan Tidur dan Gangguan Stress Pascatrauma (PTSD) « Stetoskop Says:

    […] Hipersomnia VS Insomnia Simpan halaman ini dalam […]

  14. Hypersomnia « flying words catcher Says:

    […] tidur yang dialami Andri dinamakan hypersomnia. Seringkali penderita gangguan ini dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita […]

  15. jasa google adwords Says:

    Salut untuk artikelnya.. di tengah kesibukan dokter bisa nulis artikel dan mbales komentar.. kadang kalo periksa dokter, mau nanya dikit aja dokternya gak ada waktu..
    salam …


Leave a comment